ALT_IMG

Bioekologi Semut Rangrang

Semut Rangrang, atau Weaver Ant, dengan nama ilmiahnya Oecophylla smaragdina, semut berwarna merah yang agresif . Sifat agresif semut ini kemudian dimanfaatkan orang mengendalikan beberapa spesies hama. Semut ini ternyata dapat menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan.Baca Artikelnya...

ALT_IMG

Semut Rangrang Sebagai Sumber Penghasilan

Meskipun gigitan semut rangrang cukup menyakitkan, semut ini terbukti mampu menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan.Baca Artikelnya...

Alt img

Makanan Semut Rangrang

Makanan semut rangrang sangat beragam, namun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu protein dan gula. Tidak seperti semut lain, semut jenis ini lebih menyukai protein daripada gula.Baca Selanjutnya.....

ALT_IMG

Semut Rangrang Sebagai Predator Alami Hama

Penelitian tentang potensi semut rangrang sebagai predator atau musuh alami hama sudah dilakukan cukup lama. Huang dan Yang (1987) menuliskan bahwa semut rangrang sudah dikenal oleh bangsa China pada tahun 304 Masehi untuk mengendalikan hama kutu-kutuan pada tanaman jeruk.Baca Artikelnya....

ALT_IMG

Koloni Semut Rangrang

Semut rangrang hidup dalam kelompok sosial di mana pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe individunya (kastanya). Dengan kerja sama dan organiasi yang baik serta disiplin mereka dapat melakukan banyak hal. Kumpulan dari beberapa semut rangrang dari yang beranggotakan beberapa ekor hingga yang beranggotakan beberapa sarang dinamakan koloni.Baca Artikelnya...

ALT_IMG

Budidaya Semut Rangrang di Perkebunan

Banyak sekali manfaat membudidayakan semut rangrang di perkebunan, hasil ganda akan kita dapatkan dari keberadaan semut-semut ini di pohon-pohon yang kita tanam. Hasil utama adalah panen buah, hasil tambahannya adalah panen kroto,Baca Artikelnya....

ALT_IMG

Morfologi Semut

Tubuh semut terbagi atas tiga bagian, yakni kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural,Baca Artikelnya....

ALT_IMG

Budidaya Semut Rangrang Didalam Bambu

Semut rangrang ini bisa dibudidayakan,secara tradisional maupun secara intensif. Budidaya semut rangrang secara tradisional bisa kita kembangkan dengan memindahkan segerombolan koloni/sarang dari pohon yang satu kepohon yang lainya. dalam budidaya semut rangrang secara intensif yakni dengan memelihara koloni semut rangrang pada sebuah tabung bambu.Baca Artikelnya....

ALT_IMG

Solenopsis | Sahabat Petani

Solenopsis adalah semut api yang gigitannya sangat pedih, biasa menggigit pada kaki setiap orang yang berjalan di pematang sawah. Biasanya terdapat di pematang sawah. Semut berwarna kemerahan sampai coklat. Mereka membuat sarang di tanah kering dan pada pematang sawah yang basah. Baca Artikelnya....

October 19, 2012

Solenopsis geminata | Semut Sahabat Petani

4 comments
Solenopsis geminata
Solenopsis geminata (Fabricius)
Hymenoptera : Formicidae

Solenopsis adalah semut api yang gigitannya sangat pedih, biasa menggigit pada kaki setiap orang yang berjalan di pematang sawah. Biasanya terdapat di pematang sawah. Semut berwarna kemerahan sampai coklat. Mereka membuat sarang di tanah kering dan pada pematang sawah yang basah. Mereka biasa mencari makanan sampai beberapa meter dari sarangnya. Semut api cepat membentuk koloni di tempat yang baru, membuat sarang dengan ratusan sampai ribuan pekerja dan serdadu. Semut memangsa berbagai jenis serangga dan hewan kecil. Mereka juga membawa biji-bijian dari sawah yang kering dan dibawa ke sarangnya. Ada pekerja yang bertugas khusus untuk menghancurkan biji-bijian sehingga menjadi bentuk yang dapat dimakan bagi semut yang muda. Solenopsis mampu menundukkan dan memangsa serangga yang badannya lebih besar. Telur kepinding hitam dapat diserangnya, bahkan kepinding hitam dewasa besarpun diserangnya.

Solenopsis dapat menjadi pemangsa (predator) serangga yang kuat dan agresif, membantu petani melawan serangga-serangga pengganggu tanaman baik tanaman padi maupun lainnya.

Solenopsis memiliki kepala berambut dan mempunyai antena 12 ruas, ruas dengan dua tonjol'an (bonggol).

Sumber Literatur : Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu Sekretariat Proyek PHT pusat Departemen pertanian
Baca Selanjutnya →
July 3, 2012

Morfologi Semut

1 comments
morfologi semut

Tubuh semut terbagi atas tiga bagian, yakni kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).

Tubuh semut, seperti pada serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.

Anatomi semut

anatomi semut


Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.

Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan jika semut merasa terganggu.

Sumber Literatur : http://id.wikipedia.org

Tags :
Baca Selanjutnya →
July 2, 2012

Jenis Kroto

1 comments


Bagi para penggemar burung kicauan, kroto adalah merupakan pakan alternatif yang kaya akan protein dan vitamin. Kroto juga dapat membuat kicauan burung lebih merdu dan bulu lebih mengkilap. Kroto adalah telur dari semut rangrang, yang merupakan campuran larva dan pupa semut. Kroto digemari oleh burung-burung pemakan serangga, seperti jalak, cucak rowo, murai batu, kacer, kutilang, beo, dan lain-lain. Menurut jenisnya, kroto dibedakan menjadi kroto basah, kroto halus, kroto kasar, dan kroto kacang.

1. Kroto basah, merupakan kroto yang paling banyak digemari oleh burung dan juga sebagai umpan pancing. Kroto jenis ini merupakan telur dan larva semut rangrang yang masih baru dengan kandungan air yang tinggi sehingga mudah busuk. Jika tanpa pengawetan, umur kroto basah hanya dapat bertahan sehari. Kroto basah sebaiknya disimpan di dalam kulkas dan dibungkus dulu dengan kertas agar air dapat terserap oleh kertas. Dalam kondisi ini kroto basah dapat bertahan hingga tiga hari. Di antara berbagai jenis kroto, kroto basah mempunyai kandungan gizi yang terbaik, terutama protein mencapai 47,80%.

2. Kroto halus, berupa semut-semut pekerja kecil dan besar. Tanpa pengawetan, jenis kroto ini dapat tahan selama seminggu. Di antara berbagai jenis kroto, kroto halus merupakan jenis yang paling tidak disukai burung.

3. Kroto kasar, berupa induk semut ratu dan semut jantan. Jenis kroto ini juga dapat tahan seminggu.

4. Kroto kacang, berupa campuran ketiga jenis kroto, yaitu kroto basah, kroto halus, dan kroto kasar, ditambah dengan jenis pakan lain, seperti kacang, jagung, padi, dedak, voer, dan beras hijau. Kroto ini dapat tahan dalam seminggu, tanpa pengawetan. Di antara jenis kroto yang lain, kroto kacang mempunyai kandungan lemak tertinggi mencapai 17,07%.

Tags :
Baca Selanjutnya →
June 28, 2012

Menyatukan Ratu Semut Rangrang Yang Berbeda Koloni

0 comments


Ratu semut rangrang yang beda koloni dapat dicampur dan di satukan kedalam tempat koloni lain. Setelah dicoba memindahkan ratu semut rangrang yang beda koloni ke tempat koloni lain, ternyata sang ratu tersebut dapat diterima dengan baik oleh semut-semut pada koloni lain.

Tapi sebaiknya jangan menyatukan calon ratu (larva semut rangrang dengan ukuran besar berwarna putih)karena calon ratu ini tidak akan bisa diterima oleh semut-semut pada koloni yang berbeda. Larva calon ratu tersebut akan di bantai habis habisan.

Ratu semut rangrang dapat dipindahkan ke tempat koloni lain yang belum memiliki ratu agar diharapkan pada koloni tersebut akan dihasilkan telur-telur semut yang banyak.

Semoga bermanfaat.
Baca Selanjutnya →
June 25, 2012

Fungsi Zat Feromon Pada Semut

0 comments
feromon pada semut

Feromon Untuk Navigasi Semut

Zat kimia Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan.

Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara untuk mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya. Saat semut menggigit, selain meninggalkan rasa sakit juga meninggalkan zat feromon, hal ini dilakukan sebagai isyarat kepada koloninya bahwa terjadi bahaya, jika feromon ini tercium oleh semut-semut yang lain maka diharapkan terjadinya bantuan serangan.

Semut yang menemukan sumber makanan meninggalkan jejak senyawa kimia (Feromon) di tanah melalui sengat pada bokongnya. Jejak yang dibuatnya membantu teman-temannya menemukan sumber makanan.

Banyak serangga memiliki zat feromon, tapi masing-masing memiliki fungsi yang serupa tapi tak sama. Sebagai contoh, semut menggunakan feromon untuk meninggalkan jejak, sedangkan kupu-kupu menggunakan Feromon untuk menarik lawan jenis.

Semut yang bertugas mencari makan biasanya menjalankan tugas dengan cara yang sulit dijelaskan. Ia berangkat ke sumber makanan dengan berjalan berkelok-kelok, tetapi kembali ke sarang dengan rute lurus yang lebih singkat.

Bagaimana mungkin seekor semut yang hanya dapat melihat beberapa sentimeter ke depan bisa berjalan lurus?

Untuk menjawab pertanyaan ini, seorang peneliti bernama Richard Feynman meletakkan sebongkah gula di salah satu ujung bak mandi, lalu menunggu seekor semut datang dan menemukannya. Ketika semut yang pertama kali datang ini kembali ke sarangnya, Feynman mengikuti jejaknya yang berkelok.

Kemudian Feyman mengikuti jejak semut-semut berikutnya. Ternyata Feynman menemukan bahwa semut yang datang belakangan tidak mengikuti jejak yang ditinggalkan; mereka lebih pintar, mengambil jalan memotong sampai akhirnya jejaknya menjadi berbentuk garis lurus.

Di ilhami hasil penelitian Feynman, seorang ahli komputer bernama Alfred Bruckstein membuktikan secara matematis bahwa semut-semut yang datang selanjutnya memang meluruskan jejak berkelok itu.

Kesimpulan yang didapatnya sama, setelah beberapa ekor semut, panjang jejak dapat diminimalkan menjadi jarak terpendek antara dua titik dengan kata lain, membentuk garis lurus.

Apa yang diceritakan tadi tentu saja membutuhkan keahlian jika dilakukan oleh manusia. Ia tentu harus menggunakan kompas, jam, maupun perlengkapan yang lebih canggih lagi untuk menentukan suatu jarak. Orang ini harus juga menguasai matematika.

Berbeda dengan manusia, penunjuk jalan semut adalah matahari, sedangkan kompasnya adalah cabang pohon dan tanda alam lainnya. Semut mengingat bentuk tanda-tanda ini, sehingga dapat menggunakannya untuk menemukan rute pulang terpendek, meskipun rute ini benar-benar baru baginya.

Meskipun kedengarannya mudah, sebenarnya cara ini sulit dijelaskan. Bagaimana mungkin seekor makhluk kecil seperti semut, yang tidak memiliki otak maupun kemampuan berpikir dan mempertimbangkan, melakukan perhitungan seperti ini?

Teknik komunikasi dengan jejak (mengikuti jejak bau) sering digunakan oleh semut. Banyak contoh yang menarik dalam hal ini.

Semut yang menemukan sumber makanan meninggalkan jejak senyawa kimia di tanah melalui sengat pada bokongnya. Jejak yang dibuatnya membantu teman-temannya menemukan sumber makanan.

Suatu spesies semut yang hidup di gurun pasir di Amerika mengeluarkan bau khusus yang diproduksi di kantung racunnya jika ia menemukan serangga mati yang terlalu besar atau berat untuk dibawanya.

Teman-teman satu sarangnya dari jauh dapat mencium bau yang dikeluarkan dan mendekati sumbernya. Ketika jumlah semut yang berkumpul di sekitar mangsa sudah cukup, mereka membawa serangga tersebut ke sarang

Ketika semut api berpisah untuk mencari makanan, mereka mengikuti jejak bau selama beberapa lama, lalu akhirnya berpisah dan mencari makanan masing-masing.

Sikap semut api berubah jika sudah menemukan makanan. Kalau menemukan makanan, semut api kembali ke sarang dengan berjalan lebih lambat dan tubuhnya dekat dengan tanah.

Ia menonjolkan sengatnya pada interval tertentu dan ujung sengat menyentuh tanah seperti pensil menggambar garis tipis. Demikianlah semut api meninggalkan jejak yang menuju ke makanan.

Bayangkan jika seorang manusia ditinggalkan di hutan yang tidak dikenal. Walaupun orang ini mengetahui arah yang harus dituju, ia akan kesulitan menemukan jalan yang tepat dan mungkin saja tersesat.

Selain itu, ia juga harus melihat keadaan sekitar dengan hati-hati dan mempertimbangkan jalan mana yang terbaik.

Namun, semut bertindak seolah-olah mengetahui benar cara menemukan jalan. Pada malam hari, mereka dapat menemukan dan mengikuti jalan yang mereka tempuh saat menemukan makanan pada pagi harinya, meskipun kondisinya berubah.

Perkembangan Sains Feromon

Seiring dengan berkembangnya sains tentang feromon, dapatlah dimengerti ternyata serangga menghasilkan bermacam-macam zat kimia yang memengaruhi perilaku serangga sejenis lainnya.
Semut misalnya, menghasilkan feromon untuk menarik teman-temannya bergotong-royong mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering melihat semut berjalan beriring-iring.

Beberapa spesies lalat, ngengat dan kumbang juga menghasilkan zat kimia tertentu yang dioleskan ke sarang tempat meletakkan telur-telurnya. Zat-zat kimia ini akan mencegah serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi mengurangi kompetisi serangga-serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi.

Sampai sekarang, para ilmuwan sudah mengenali lebih dari 1600 feromon yang dipakai oleh berbagai serangga, termasuk serangga-serangga hama. Karena telah teridentifikasi, feromon ini bisa dibuat dalam jumlah besar secara sintetis.Feromon sintetis ini banyak dipakai untuk dijadikan perangkap serangga.

Sumber Literatur : http://id.wikipedia.org, http://www.livakara.com

Tags :
Baca Selanjutnya →
June 21, 2012

5 Semut Pembunuh

0 comments


Beberapa jenis semut ada yang menjadi masalah besar karena keganasan serangannya, berikut adalah 5 jenis semut pembunuh yang paling mematikan di dunia.

1. SEMUT API (Solenopsis invicta)

semut api


Semut Api yang memiliki panjang 0,24 inci ini telah menjadi masalah besar di Amerika Serikat setelah mereka sengaja diperkenalkan pada 1930-an. Semut api dikenal memilki koloni semut yang besar, ia berlindung dalam gundukan dan bersifat agresif, mereka menyerang dalam kawanan setelah mencium feromon yang dikeluarkan oleh sengatan semut pertama. Jadi jika Anda tersengat sekali, Anda telah ditandai untuk mendapatkan penyerangan oleh seluruh koloni jika Anda tidak bisa lolos dengan cukup cepat. binatang kecil seperti burung dan mamalia yang lebih besar seperti anak sapi baru lahir seringkali menjadi korban karena mereka tidak dapat melarikan diri dalam waktu cepat, mereka melahap secara massal.

2. SEMUT AGENTINA (Linepithema humile)

semut argentina


Semut Argentina dengan panjang 1/10 inci merupakan spesies semut sosial, yang dikenal luas dengan organisasi koloninya. Bahkan, kemiripan genetik yang sangat mirip diantara semut-semut tersebut, seekor semut individu dapat berjalan ke berbagai koloni terdekat tanpa dibunuh untuk intrusi. Gabungan dari beberapa koloni semut ini bersifat sangat merusak, terutama jika dekat pemukiman manusia. Masalah dengan semut Argentina adalah bahwa mereka termasuk 100 penyerbu hewan terbesar di dunia , dikenal sebagai pembunuh spesies semut pesaing di daerah-daerah geografis non-asli, seperti di Australia. Dalam artikel terkait di atas, para ilmuwan menyatakan bahwa ribuan koloni semut super Argentina dengan panjang ribuan mil dapat terbentuk di Australia selatan, dan semut asli daerah tersebut memiliki genetik yang sama dan perilaku yang sama pula.

3. SEMUT PELURU (Paraponera clavata)

semut peluru


Semut Peluru Amerika Selatan diketahui memiliki sengatan paling menyakitkan di seluruh dunia, index sengatan tertinggi dari Schmidt Pain Index menempati posisi 4. Nama semut ini berasal dari rasa sakit 24 jam yang disebabkan dari racun dari hasil sengatannya. Semut Peluru juga berukuran raksasa, panjangnya berkisar antara 18 sampai 25 mm (1 inci). Racun ini sangat neurotoksik, menyebabkan sakit luar biasa ketika disuntikkan ke dalam otot mamalia halus. Ketika diserang, semut pembunuh ini mengeluarkan komando perang kepada kawanannya untuk bersama untuk membela terhadap penyusup, dan mereka benar-benar akan menyerang dan menyengat musuh mereka sampai mati.

4. SEMUT BULLDOG (Myrmecia forficata)

semut bulldog


Sangat menakutkan bila mengetahui banyaknya keterampilan semut bulldog ini dalam hal membunuh , dibandingkan dengan spesies semut lain mereka lebih terampil dan agresif dalam membunuh, seperti penglihatan yang sangat baik (mereka bisa melihat dan mengikuti Anda dari puluhan meter). Sengatan yang sangat menyakitkan dapat menyebabkan syok anafilaksis pada orang yang alergi, dan mereka sangat agresif untuk penyusup, termasuk manusia. Kombinasi ini membuat mereka bertanggung jawab atas kematian orang setiap tahun di Australia.

3. SEMUT SIAFU (Dorylus nigricans)

semut siafu


Semut berbaris melalui hutan dalam kelompok jutaan, makan apa pun yang bergerak dan sangat mempengaruhi lingkungan setempat (bahkan gajah lari dari mereka). Istilah "semut pembunuh" biasanya berlaku untuk spesies ini hanya karena besarnya ukuran koloni (lebih dari 20 juta ekor). Ketika dalam perjalanan besar, semut berjalan dalam barisan panjang di lantai hutan, semut dengan kelas yang lebih kuat dari semut tersebut berjalan di sisi yang berlawanan mengapit semut lainnya dengan posisi rahang bersiaga. Pada kenyataannya mereka begitu kuat , bahkan ketika anda dapat membelah semut menjadi dua setelah ia menggigit kulit anda, tetapi rahangnya masih akan tetap dalam posisi terkunci. Di Afrika Timur, dalam situasi darurat rahang semut siafu digunakan sebagai 'benang jahit', untuk menutup luka yang terbuka/
Baca Selanjutnya →
April 3, 2012

Cara Menyatukan Koloni Semut Rangrang Yang Beda Sarang

2 comments
koloni semut rangrang pict

Bibit semut rangrang yang akan dimasukkan ke dalam tabung bambu tidak selalu dari satu koloni semut tetapi seringkali terdiri dari beberapa koloni semut. Jika semut-semut yang berlainan koloni ini dimasukkan jadi satu ke dalam tabung bambu maka akan berakibat pada kegagalan penangkaran karena semut-semut akan saling berkelahi dan bunuh membunuh.

Agar tidak terjadi hal demikian maka pakailah teknik menyatukan semut rangrang yang berbeda sarang/koloni sebagai berikut :

Cari segerombolan semut rangrang yang beda tempat/sarang/koloni, setelah kita dapat sarang semut beserta semut dan telurnya jangan langsung kita satukan sarang-sarang tersebut dikarenakan akan mengakibatkan berantem, tetapi kita ambil dulu krotonya atau telur semutnya, jangan sampai induknya terbawa karena akan mati akibat berantem,terus telurnya kita simpan dulu di dalam tempat yang aman dan teduh misalnya mangkok atau yang sejenisnya. Lalu kita tempatkan di deket tabung bambu yang sudah berisi,setelah beberapa saat semut-semut yang ada pasti membawa telur itu kesarangnya,telur telur itu dianggap telur dari sarangnya sendiri padahal telur itu dari sarang yang beda tempat. setelah beberapa hari telur itu menetas dan menjadi induk, nah setelah sekitar 1-2 mingguan baru kita bisa nyatukan induk induk semut dari beda sarang itu,Insya Allah semut tidak akan berantem seperti yang pernah kita ketahui.
Baca Selanjutnya →