January 15, 2012

Bioekologi Semut Rangrang

0 comments
budidaya semut rangrang pict

Semut Rangrang, atau Weaver Ant, dengan nama ilmiahnya Oecophylla smaragdina, semut berwarna merah yang agresif . Sifat agresif semut ini kemudian dimanfaatkan orang mengendalikan beberapa spesies hama. Beberapa pengalaman juga membuktikan bahwa semut ini dapat menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan.

Bioekologi

Pada umumnya, koloni semut rangrang dimulai oleh seekor betina yang sudah dikawini (haplometrosis), atau sekelompok betina yang sudah dikawini (pleometrosis) (Peeters & Andersen, 1989).

Semut rangrang adalah serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Mereka membuat sarang yang terbuat dari lembar-lembar daun yang mula-mula saling direkatkan oleh semut-semut pekerja, kemudian diperkuat dengan sutra yang dikeluarkan oleh larvanya. Di dalam sarang dapat ditemukan ratu semut yang berwarna hijau muda kemerah-merahan, dan ribuan semut pekerja berukuran besar (disebut “maksima”) dan berukuran kecil (disebut “minima”). Pekerja maksima bertugas untuk mencari pakan, mempertahankan dan mengelola sarang, dan memperbesar koloni, sedangkan pekerja minima bertugas mengasuh semut-semut muda, dan sekaligus beternak serangga-serangga simbion, misalnya kutu perisai. Perilaku “beternak” ini sering mengkuatirkan petani, karena hal ini berarti juga memelihara “hama potensial” pada tanaman budidaya.

Semut rangrang tidak mengumpulkan pakan di dalam sarangnya, tetapi mendapatkan pakan dengan cara “memerah” cairan manis dari kutu-kutuan atau larva kupu-kupu lycaenid, kemudian membagikannya pada larva di dalam sarang.

Tags:



Artikel Terkait :



Leave a Reply