June 28, 2012

Menyatukan Ratu Semut Rangrang Yang Berbeda Koloni

0 comments


Ratu semut rangrang yang beda koloni dapat dicampur dan di satukan kedalam tempat koloni lain. Setelah dicoba memindahkan ratu semut rangrang yang beda koloni ke tempat koloni lain, ternyata sang ratu tersebut dapat diterima dengan baik oleh semut-semut pada koloni lain.

Tapi sebaiknya jangan menyatukan calon ratu (larva semut rangrang dengan ukuran besar berwarna putih)karena calon ratu ini tidak akan bisa diterima oleh semut-semut pada koloni yang berbeda. Larva calon ratu tersebut akan di bantai habis habisan.

Ratu semut rangrang dapat dipindahkan ke tempat koloni lain yang belum memiliki ratu agar diharapkan pada koloni tersebut akan dihasilkan telur-telur semut yang banyak.

Semoga bermanfaat.
Baca Selanjutnya →
June 25, 2012

Fungsi Zat Feromon Pada Semut

0 comments
feromon pada semut

Feromon Untuk Navigasi Semut

Zat kimia Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan.

Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara untuk mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya. Saat semut menggigit, selain meninggalkan rasa sakit juga meninggalkan zat feromon, hal ini dilakukan sebagai isyarat kepada koloninya bahwa terjadi bahaya, jika feromon ini tercium oleh semut-semut yang lain maka diharapkan terjadinya bantuan serangan.

Semut yang menemukan sumber makanan meninggalkan jejak senyawa kimia (Feromon) di tanah melalui sengat pada bokongnya. Jejak yang dibuatnya membantu teman-temannya menemukan sumber makanan.

Banyak serangga memiliki zat feromon, tapi masing-masing memiliki fungsi yang serupa tapi tak sama. Sebagai contoh, semut menggunakan feromon untuk meninggalkan jejak, sedangkan kupu-kupu menggunakan Feromon untuk menarik lawan jenis.

Semut yang bertugas mencari makan biasanya menjalankan tugas dengan cara yang sulit dijelaskan. Ia berangkat ke sumber makanan dengan berjalan berkelok-kelok, tetapi kembali ke sarang dengan rute lurus yang lebih singkat.

Bagaimana mungkin seekor semut yang hanya dapat melihat beberapa sentimeter ke depan bisa berjalan lurus?

Untuk menjawab pertanyaan ini, seorang peneliti bernama Richard Feynman meletakkan sebongkah gula di salah satu ujung bak mandi, lalu menunggu seekor semut datang dan menemukannya. Ketika semut yang pertama kali datang ini kembali ke sarangnya, Feynman mengikuti jejaknya yang berkelok.

Kemudian Feyman mengikuti jejak semut-semut berikutnya. Ternyata Feynman menemukan bahwa semut yang datang belakangan tidak mengikuti jejak yang ditinggalkan; mereka lebih pintar, mengambil jalan memotong sampai akhirnya jejaknya menjadi berbentuk garis lurus.

Di ilhami hasil penelitian Feynman, seorang ahli komputer bernama Alfred Bruckstein membuktikan secara matematis bahwa semut-semut yang datang selanjutnya memang meluruskan jejak berkelok itu.

Kesimpulan yang didapatnya sama, setelah beberapa ekor semut, panjang jejak dapat diminimalkan menjadi jarak terpendek antara dua titik dengan kata lain, membentuk garis lurus.

Apa yang diceritakan tadi tentu saja membutuhkan keahlian jika dilakukan oleh manusia. Ia tentu harus menggunakan kompas, jam, maupun perlengkapan yang lebih canggih lagi untuk menentukan suatu jarak. Orang ini harus juga menguasai matematika.

Berbeda dengan manusia, penunjuk jalan semut adalah matahari, sedangkan kompasnya adalah cabang pohon dan tanda alam lainnya. Semut mengingat bentuk tanda-tanda ini, sehingga dapat menggunakannya untuk menemukan rute pulang terpendek, meskipun rute ini benar-benar baru baginya.

Meskipun kedengarannya mudah, sebenarnya cara ini sulit dijelaskan. Bagaimana mungkin seekor makhluk kecil seperti semut, yang tidak memiliki otak maupun kemampuan berpikir dan mempertimbangkan, melakukan perhitungan seperti ini?

Teknik komunikasi dengan jejak (mengikuti jejak bau) sering digunakan oleh semut. Banyak contoh yang menarik dalam hal ini.

Semut yang menemukan sumber makanan meninggalkan jejak senyawa kimia di tanah melalui sengat pada bokongnya. Jejak yang dibuatnya membantu teman-temannya menemukan sumber makanan.

Suatu spesies semut yang hidup di gurun pasir di Amerika mengeluarkan bau khusus yang diproduksi di kantung racunnya jika ia menemukan serangga mati yang terlalu besar atau berat untuk dibawanya.

Teman-teman satu sarangnya dari jauh dapat mencium bau yang dikeluarkan dan mendekati sumbernya. Ketika jumlah semut yang berkumpul di sekitar mangsa sudah cukup, mereka membawa serangga tersebut ke sarang

Ketika semut api berpisah untuk mencari makanan, mereka mengikuti jejak bau selama beberapa lama, lalu akhirnya berpisah dan mencari makanan masing-masing.

Sikap semut api berubah jika sudah menemukan makanan. Kalau menemukan makanan, semut api kembali ke sarang dengan berjalan lebih lambat dan tubuhnya dekat dengan tanah.

Ia menonjolkan sengatnya pada interval tertentu dan ujung sengat menyentuh tanah seperti pensil menggambar garis tipis. Demikianlah semut api meninggalkan jejak yang menuju ke makanan.

Bayangkan jika seorang manusia ditinggalkan di hutan yang tidak dikenal. Walaupun orang ini mengetahui arah yang harus dituju, ia akan kesulitan menemukan jalan yang tepat dan mungkin saja tersesat.

Selain itu, ia juga harus melihat keadaan sekitar dengan hati-hati dan mempertimbangkan jalan mana yang terbaik.

Namun, semut bertindak seolah-olah mengetahui benar cara menemukan jalan. Pada malam hari, mereka dapat menemukan dan mengikuti jalan yang mereka tempuh saat menemukan makanan pada pagi harinya, meskipun kondisinya berubah.

Perkembangan Sains Feromon

Seiring dengan berkembangnya sains tentang feromon, dapatlah dimengerti ternyata serangga menghasilkan bermacam-macam zat kimia yang memengaruhi perilaku serangga sejenis lainnya.
Semut misalnya, menghasilkan feromon untuk menarik teman-temannya bergotong-royong mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering melihat semut berjalan beriring-iring.

Beberapa spesies lalat, ngengat dan kumbang juga menghasilkan zat kimia tertentu yang dioleskan ke sarang tempat meletakkan telur-telurnya. Zat-zat kimia ini akan mencegah serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi mengurangi kompetisi serangga-serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi.

Sampai sekarang, para ilmuwan sudah mengenali lebih dari 1600 feromon yang dipakai oleh berbagai serangga, termasuk serangga-serangga hama. Karena telah teridentifikasi, feromon ini bisa dibuat dalam jumlah besar secara sintetis.Feromon sintetis ini banyak dipakai untuk dijadikan perangkap serangga.

Sumber Literatur : http://id.wikipedia.org, http://www.livakara.com

Tags :
Baca Selanjutnya →
June 21, 2012

5 Semut Pembunuh

0 comments


Beberapa jenis semut ada yang menjadi masalah besar karena keganasan serangannya, berikut adalah 5 jenis semut pembunuh yang paling mematikan di dunia.

1. SEMUT API (Solenopsis invicta)

semut api


Semut Api yang memiliki panjang 0,24 inci ini telah menjadi masalah besar di Amerika Serikat setelah mereka sengaja diperkenalkan pada 1930-an. Semut api dikenal memilki koloni semut yang besar, ia berlindung dalam gundukan dan bersifat agresif, mereka menyerang dalam kawanan setelah mencium feromon yang dikeluarkan oleh sengatan semut pertama. Jadi jika Anda tersengat sekali, Anda telah ditandai untuk mendapatkan penyerangan oleh seluruh koloni jika Anda tidak bisa lolos dengan cukup cepat. binatang kecil seperti burung dan mamalia yang lebih besar seperti anak sapi baru lahir seringkali menjadi korban karena mereka tidak dapat melarikan diri dalam waktu cepat, mereka melahap secara massal.

2. SEMUT AGENTINA (Linepithema humile)

semut argentina


Semut Argentina dengan panjang 1/10 inci merupakan spesies semut sosial, yang dikenal luas dengan organisasi koloninya. Bahkan, kemiripan genetik yang sangat mirip diantara semut-semut tersebut, seekor semut individu dapat berjalan ke berbagai koloni terdekat tanpa dibunuh untuk intrusi. Gabungan dari beberapa koloni semut ini bersifat sangat merusak, terutama jika dekat pemukiman manusia. Masalah dengan semut Argentina adalah bahwa mereka termasuk 100 penyerbu hewan terbesar di dunia , dikenal sebagai pembunuh spesies semut pesaing di daerah-daerah geografis non-asli, seperti di Australia. Dalam artikel terkait di atas, para ilmuwan menyatakan bahwa ribuan koloni semut super Argentina dengan panjang ribuan mil dapat terbentuk di Australia selatan, dan semut asli daerah tersebut memiliki genetik yang sama dan perilaku yang sama pula.

3. SEMUT PELURU (Paraponera clavata)

semut peluru


Semut Peluru Amerika Selatan diketahui memiliki sengatan paling menyakitkan di seluruh dunia, index sengatan tertinggi dari Schmidt Pain Index menempati posisi 4. Nama semut ini berasal dari rasa sakit 24 jam yang disebabkan dari racun dari hasil sengatannya. Semut Peluru juga berukuran raksasa, panjangnya berkisar antara 18 sampai 25 mm (1 inci). Racun ini sangat neurotoksik, menyebabkan sakit luar biasa ketika disuntikkan ke dalam otot mamalia halus. Ketika diserang, semut pembunuh ini mengeluarkan komando perang kepada kawanannya untuk bersama untuk membela terhadap penyusup, dan mereka benar-benar akan menyerang dan menyengat musuh mereka sampai mati.

4. SEMUT BULLDOG (Myrmecia forficata)

semut bulldog


Sangat menakutkan bila mengetahui banyaknya keterampilan semut bulldog ini dalam hal membunuh , dibandingkan dengan spesies semut lain mereka lebih terampil dan agresif dalam membunuh, seperti penglihatan yang sangat baik (mereka bisa melihat dan mengikuti Anda dari puluhan meter). Sengatan yang sangat menyakitkan dapat menyebabkan syok anafilaksis pada orang yang alergi, dan mereka sangat agresif untuk penyusup, termasuk manusia. Kombinasi ini membuat mereka bertanggung jawab atas kematian orang setiap tahun di Australia.

3. SEMUT SIAFU (Dorylus nigricans)

semut siafu


Semut berbaris melalui hutan dalam kelompok jutaan, makan apa pun yang bergerak dan sangat mempengaruhi lingkungan setempat (bahkan gajah lari dari mereka). Istilah "semut pembunuh" biasanya berlaku untuk spesies ini hanya karena besarnya ukuran koloni (lebih dari 20 juta ekor). Ketika dalam perjalanan besar, semut berjalan dalam barisan panjang di lantai hutan, semut dengan kelas yang lebih kuat dari semut tersebut berjalan di sisi yang berlawanan mengapit semut lainnya dengan posisi rahang bersiaga. Pada kenyataannya mereka begitu kuat , bahkan ketika anda dapat membelah semut menjadi dua setelah ia menggigit kulit anda, tetapi rahangnya masih akan tetap dalam posisi terkunci. Di Afrika Timur, dalam situasi darurat rahang semut siafu digunakan sebagai 'benang jahit', untuk menutup luka yang terbuka/
Baca Selanjutnya →